Monday, July 14, 2008

Inisiatif Ibu

Suatu sore, ketika saya kecil, kami sekeluarga berkumpul di ruang TV. Adah, anak pembantu, juga hadir disitu.
Ketika telepon berdering di ruang sebelah, tak seorangpun mau mengangkat telepon itu, karena acara TV sedang bagus.

Ibu lalu membuat trik agar anak-anak tergerak hatinya.
“Coba kita lihat, siapa di antara kita yang paling baik hati dan berinisiatif mengangkat telepon itu?”
Semua anaknya diam tidak terbujuk. Mata tetap terpaku pada TV.
Tiba-tiba Adah berdiri, menunjuk Ibu sambil berkata : “Ibuuuu …. Ibulah yang paling baik hati …”
Anak-anak tertawa melihat usaha Adah mencari muka tanpa mengerti persoalannya. Sambil tersenyum akhirnya Ibu mengangkat telepon.

Inisiatif Ibu

Suatu sore, ketika saya kecil, kami sekeluarga berkumpul di ruang TV. Adah, anak pembantu, juga hadir disitu.
Ketika telepon berdering di ruang sebelah, tak seorangpun mau mengangkat telepon itu, karena acara TV sedang bagus.
Ibu lalu membuat trik agar anak-anak tergerak hatinya.
“Coba kita lihat, siapa di antara kita yang paling baik hati dan berinisiatif mengangkat telepon itu?”
Semua anaknya diam tidak terbujuk. Mata tetap terpaku pada TV.
Tiba-tiba Adah berdiri, menunjuk Ibu sambil berkata : “Ibuuuu …. Ibulah yang paling baik hati …”
Anak-anak tertawa melihat usaha Adah mencari muka tanpa mengerti persoalannya. Sambil tersenyum akhirnya Ibu mengangkat telepon.

Boss Silahkan !

Pertama ke Jakarta, saya kaget ada anak kecil menyapa: ”Bang ... mau beli koran?”
Darimana anak ini tahu nama saya Bambang? Lama-lama saya mengerti, di Jakarta orang memanggil ”abang” atau ”bang” pada lelaki yang lebih tua.
Di Palembang, Uum Komarudin terkejut ketika tukang beca menyapanya: ”Um ... mau naik beca?” Ternyata di Palembang orang biasa memanggil laki-laki dewasa dengan ”um”. Mungkin berasal dari ”oom” (artinya paman, Belanda).
Di Papua seorang Belanda kaget ketika penjaga toko menyambutnya ramah: ”Bos ... silahkan belanja ... toko kami punya banyak barang bagus.”
Si Belanda bertanya pada teman Indonesianya :”Bagaimana dia tahu nama saya?” Nama orang Belanda ternyata Hans Bosch.

Tambal - Tampal - Tempel

Kalau ban mobil anda bocor di Jakarta, maka yang akan anda lakukan adalah mecari tukang “tambal ban”.
Kalau bocor ban ini terjadinya di Medan, maka yang harus anda cari adalah tukang “tempel ban”. Masuk akal... karena untuk maksud menanggulangi kebocoran itu... orang akan “menempelkan” sesuatu pada yang bocor itu.
Lain lagi di Palembang yang secara geografis berada di ANTARA Medan dan Jakarta. Kalau ban mobil anda bocor di Palembang ... anda harus mencari tukang “tampal ban”.

Perhatikan bahwa bunyi “tampal” berada di ANTARA bunyi “tambal” dan “tempel”. Padahal pekerjaannya begitu-begitu juga.